Kejelasan dan Kebenaran Tujuan

Menyempatkan diri hadir di majelis ilmu untuk menambah wawasan dan sudut pandang itu memang dibutuhkan. Kita senantiasa mengharap ilmu yang bermanfaat, yang menunjukkan jalan yang lurus, dan yang mampu menghindarkan kita dari kesesatan. Begitu banyak informasi yang masuk ke dalam otak kita setiap harinya dan kita sendiri seringkali sulit untuk menyaring dan menyortir informasi apa yang akan disimpan dan apa yang akan dibuang.

Sebuah tujuan yang jelas (menurut saya) seringkali juga bisa dijadikan sebagai acuan untuk menentukan jenis saringan yang tepat dan sesuai kebutuhan kita. Tujuan inilah yang akan memilah ilmu dan informasi. Ketika tujuan kita tak jelas, maka sangat dimungkinkan jika ilmu dan informasi yang disimpan oleh otak kita adalah sampah yang sebetulnya harus dibuang. Qadarullah, tujuan yang jelas dapat menuntun kita untuk menemukan peluang ilmu yang bisa kita pakai sebagai bekal perjalanan mencapai tujuan tersebut.

Selain kejelasan tujuan, juga tentunya dibutuhkan kebenaran tujuan. Tujuan yang jelas-jelas salah tentunya akan selalu memasukkan ‘sampah’ ke dalam otak kita. Kita harus terus-menerus cek dan ricek kebenaran niat dan tujuan kita. Ketika tujuan kita jelas-jelas benar, maka apa yang akan dan telah terjadi pada diri kita bisa diyakini sebagai jalan yang terbaik untuk mencapai tujuan tersebut. Rasa-rasanya diri kita pun lebih bisa legowo dan ikhlas.

Mungkin ada beberapa contoh yang menarik untuk kasus mengenai tujuan ini. Partai politik yang mengejar kekuasaan akan selalu mencari ilmu dan cara memenangkan pemilu, meski harus sikut sana-sini. Sedangkan partai politik yang mengejar kontribusi dan pengabdian akan selalu mencari ilmu dan cara mencerdaskan dan memberdayakan umat, terlepas dari kekuasaan yang akan didapat. Kekuasaan ini dianggap sebagai salah satu jalan saja, sehingga hasil besar-kecil atau dapat-tak dapat bisa diyakini sebagai jalan yang terbaik sesuai tuntunan Yang Maha Mengetahui.

Saya pribadi ketika mencoba mencari titik-titik temu yang bisa digunakan untuk mempersatukan umat Islam di Indonesia, seringkali dipertemukan dengan orang-orang dan majelis ilmu yang saya rasa tepat. Untaian titik-titik yang ‘unik’ memperdalam keyakinan saya untuk terus menapaki jalan ini. Beragam perspektif begitu memperkaya diri. Beragam polemik ternyata malah bisa mempersatukan. Betapa indahnya ketika perspektif dan polemik ini menemukan jalan untuk bersatu, dari orang ke orang, kelompok ke kelompok, saling menguatkan bagaikan rantai besi yang terikat kokoh. I’m sure it will happen someday with The Will of Allah. Wallahu ‘Alam.